Karya :Trisna
Ayu Wandira
Kelas :XI
IPA 4
SMA Negeri 1 Sawahlunto
Namanya Kayla
“Saatnya jam pelajaran pertama dimulai. It’s
time to begin the first lesson”, bel sekolah sudah berbunyi. Ini pertanda
bahwa Ulangan III Kimia akan segera dimulai. Semua murid kelas XI IPA 7 di
salah satu SMA Negeri Duabelas di Kota Sawahlunto panik. Betapa tidak, ulangan
menjadi sesuatu momen persaingan nilai demi universitas yang akan mereka tempuh
esok. Tidak heran jika ada di antara mereka yang sibuk membuat dewa-dewa kecil
di sela-sela jari, di kertas dan di meja. Mereka seolah-olah menghalalkan
segala cara demi mendapatkan nilai yang sempurna. Ada juga juga di antara
mereka yang sibuk membahas soal meskipun dalam suasana panik dan ribut saat itu.
Lain halnya dengan seseorang yang sedang duduk di sudut kelas dengan lolipop di
tangannya. Ternyata kepanikan tidak tampak di raut wajah gadis yang paling
cantik di lokal itu. Sebut saja namanya Kayla. Kayla adalah bintang kelas XI
IPA 7. Ia juga sang juara umum SMA Negeri Duabelas semenjak kelas X. Dan aku
juga bangga bisa berteman baik dengan dia meskipun kita baru kenal 6 bulan yang
lalu. Tepatnya saat aku satu lokal dengan Kayla di kelas XI IPA 7.
“Kay, qe udah belajar Kimia tadi malem ?”,
tanyaku dengan nada pelan. Kayla tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya
menggelengkan kepala sebagai isyarat jawaban dari pertanyaanku. Aku pun jadi
bingung. Biasanya aku selalu memanfaatkan waktu sebelum bel bunyi untuk belajar
bersama. Tapi hari ini tidak. Ada yang aneh dengan Kayla. “Apa aku ada salah dengan Kayla ?”, aku bertanya-tanya dalam hati.
Belum sempat aku mencari jawaban tentang apa yang terjadi dengan Kayla.
Tiba-tiba Bapak Sangarim datang dengan jalannya yang tegap sambil membawa
lembaran-lembaran soal. Jantungku semakin bergetar. Maklum, aku selalu gerogi
setiap ulangan. Dalam waktu singkat aku memanggil Kayla dengan nada berbisik,
“Kay, semoga kita sukses”. Kayla hanya membalas dengan senyuman.
Dua puluh menit sudah berjalan. Ada lima soal Kimia yang belum aku
selesaikan dari lima belas soal yang diberikan. Aku mulai jenuh mengerjakan
soal-soal yang rumit ini. Sejenak, aku menoleh ke sebelah kanan. Tampak bagiku Tori
dan Wendy sedang mengeluarkan dewa-dewa kecil yang mereka persiapkan tadi pagi.
Aku sedikit iri melihat mereka yang selalu sukses ulangan tanpa belajar karena
mengandalkan dewa kecilnya itu. Berpindah ke arah jam sembilan, aku melihat Kayla
yang tidak bersemangat dalam mengerjakan ulangan. Aku berusaha untuk bertanya
kepadanya. Tapi, Bapak Sangarim tampaknya mencurigakan gerak-gerikku. Padahal,
aku tidak ada niat untuk meminta jawaban dari Kayla. “Hamid ! Perbaiki posisi dudukmu. Konsentrasi terhadap lembar
jawabanmu!”, Pak Sangarim menegurku. Aku kembali berkonsentrasi dengan
lembar jawabanku.
Lima menit terakhir. Tiba-tiba Pak Sangarim
menuju ke barisan kursiku. Aku menjadi gemetar. Padahal aku tidak berbuat
salah. Sampai di depan kursiku, Pak Sangarim merobek dua lembar jawaban teman
di sebelah kananku. Ternyata Wendy dan Tori yang ketahuan berbuat curang saat
ujian. “Akhirnya dewa mereka sekarang
memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat
saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim.
Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”, gumamku
dalam hati.
“Perhatian semua, waktu kalian sudah
habis, silahkan kumpul lembar jawaban dan soalnya ke depan. Dan kalian sudah
boleh beristirahat”, Pak Sangarim mengakhiri jam pertama. Dan jam
berikutnya adalah waktu istirahat. Mungkin ini kesempatanku bertanya pada
Kayla.
“Gimana ulangan qe tadi, Kay ?”,
tanyaku.
“Hmm, ndak tau juga aku do, aku aja ndak
belajar tadi” jawab Kayla lesu.
“Tumben ? Biasanya qe selalu penuh persiapan.
Ada masalah ya, Kay ? Cerita aja ke aku”, tanyaku mencoba simpati
pada Kayla.
“Ga ada masalah sih, mungkin aku lagi badmood
belajar.Ke kantin aja yuk !” Jawab Kayla mengalihkan pembicaraan.
Aku dan Kayla pergi menuju kantin. Seperti
biasa kami membeli piscok alias pisang coklat, empem-empek dan es podeng.
Makanan dan minuman itu cukup kenyang dan menggembirakan untuk kami santap.
Selain harganya yang ekonomis rasanya pun juga enak. Biasanya kami makan ini
sambil cerita-cerita pengalaman, cita-cita masa depan dan hal-hal yang lucu.
Tetapi untuk hari ini suasana kaku dan membisu. Hanya desiran angin dan suara
kerukan si mamang penjual podeng yang mewarnai suasana. Kayla tidak bercerita
sedikitpun dan aku terpaksa diam. Aku berharap Kayla bisa cerita dan ceria
serta bersemangat seperti dulu lagi. Aku tidak bisa memberi solusi jika Kayla
hanya diam seperti ini. Diam memang memiliki banyak arti, tapi aku tetap
berusaha menjadi sahabat Kayla. Mungkin seiring waktu Kayla akan bercerita.
Waktu bergulir cepat, satu bulan
lagi Ujian Semester. Dan hari ini penerimaan rapor UTS (Ujian Tengah Semester).
Sebuah kabar gembira yang akan aku sampaikan ke Ibu dan Ayahku. Ya, nilaiku
meningkat dari biasanya, aku memperoleh peringkat 5, sebelumnya aku tidak
pernah masuk sepuluh besar, apalagi mendapat peringkat lima seperti saat ini.
Sungguh berkat doa dan usahaku selama ini. Dan juga karena aku mampu mengubah
pola belajarku semenjak aku....... semenjak aku berteman dengan Kayla. KAYLA
sosok teman dan menjadi motivator dalam hidupku. Arah jam dua belas ! Kebahagiaan
aku sirna seketika aku melihat sahabatku, Kayla menangis. Setelah aku telusuri,
ternyata nilai Kayla menurun. Dia mendapat rangking dua dan rangking satunya
adalah Lisa. Lisa memang pintar, tetapi nilai Kayla biasanya selalu di atas
Lisa. Mungkin kali ini roda berputar. Aku sudah menduga itu, karena Kayla
akhir-akhir ini selalu murung dan malas belajar.Aku menghampiri Kayla yang
sedang menangis.
“Kay?”, sapaku. Kayla terkejut
dan menghapus air matanya.
“Eh, Hamid. Selamat ya nilai qe meningkat.
Sayangnya nilai aku sekarang...” Kayla mulai mengungkapkan separuh dari
kesedihannya.
“Ini semua berkat doa, usaha dan juga berkat
motivasi dari qe, Kay. Jangan gitu ngomong nya Kay, mungkin ini supaya qe lebih
semangat lagi. Aku ngeliat qe sekarang berubah, qe lebih sering murung dan agak
malas belajar. Semangat dong, Kay ! Semangat kayak dulu lagi ! Kalau qe ada
masalah, jangan larut dalam masalah itu. Biasalah yang namanya orang hidup
pasti ada masalah. Tapi kita harus percaya setiap masalah itu ada jalan
keluarnya toh hasilnya akan membawa kita ke arah yang lebih baik lagi. Laa
Tahzan selagi kita punya Allah. Ayo bangkit ! Jika dulu qe pernah menjadi
bintang kelas, kenapa sekarang tidak ? Jangan jadikan masalah di rumah sebagai
penghambat qe dalam belajar. Fokus buat masa depan, Kay ! Man Jadda Wa Jadda” ujarku.
“Makasi Hamid, aku udah mulai lega. Aku janji
bakalan semangat kayak dulu lagi. Aku akan mengejar semua ketinggalan aku dulu.
Aku bakalan bangkit dan tidak ambil pusing dengan masalah aku. Maaf aku tidak
bisa cerita banyak tentang masalah aku.” Kayla mulai tampak
ceria.
“Oh iya, gak apa kok. Mulai hari ini kita
semangat. Semoga nilai kita sama-sama meningkat” , aku
menjadi bersemangat melihat Kayla bisa tersenyum kembali.
Usai penerimaan rapor UTS, siswa XI IPA 7 merencanakan pergi weekend dengan
rute mandi-mandi di Waterboom, nonton 4D, berkunjung ke Restore Kandi dan
ditutup hunting ke Desa Rantih. Itu merupakan beberapa objek wisata menarik di
Kota Sawahlunto. Tepat pada hari Minggu murid XI IPA 7 telah ready untuk hari
weekendnya. Dengan gaya khas dan mode mereka masing-masing mulai
dari baju terbaik sampai dengan pernak-pernik yang mereka bawa. Termasuk aku.
Aku mencari baju, sepatu dan celana yang paling keren supaya aku terlihat lebih
cool. Hehe.
Tepat pukul 09.00 wib kami berkumpul di SMA Negeri Duabelas. Sepertinya
Kayla tidak hadir. Bus sudah menanti dan lima menit lagi akan berangkat menuju
Waterboom. Aku khawatir keadaan Kayla. “Apa
Kayla terlambat, atau ada masalah lagi di rumah ?”, aku menduga-duga. Aku
akan sedih jika weekend tanpa sahabatku.
“Hay, tak kira kalian udah berangkat”,
Kayla datang tiba-tiba dari belakang dan menepuk pundakku.
“Yee, udah mau telat nih. Gara-gara nunggu qe
tu”, jawabku sedikit sebel.
“Haha aku mah kalau mau jalan-jalan sukanya
ditungguin daripada menunggu. Aku mah gitu orangnya”, ucap
Kayla dengan gaya bahasa yang trend di jejaring sosial dan kemudian ia tertawa.
“Seneng liat qe ceria lagi “
jawabku senyum.
Dalam perjalanan aku duduk bersama
Kayla. Aku senang melihat Kayla yang tidak larut lagi dengan masalahnya. Perjalanan
berkelok-kelok diapit dengan keliling bukit dan pohon-pohon yang rindang
menyapa awal weekend kami yang semakin seru. Semoga weekend ini bisa menjadi
hiburan buat kelas XI IPA 7 khususnya buat aku dan juga sahabatku, Kayla.
Detik terus bertukar menjadi menit. Sudah
tujuh jam kami berwisata di kota Sawahlunto. Sungguh Kota yang luar biasa.
Keindahan alam yang mempesona dengan kombinasi wisata zaman kuno, alam dan
modern mampu menghibur dan memberikan kesegaran setelah 5 bulan yang lalu jenuh
karena banyaknya ulangan tugas dan UTS. Mulai dari mandi-mandi di Waterboom,
nonton 4 dimensi ”hunted me”, berkunjung ke kebun binatang dan wahana air di
Kandi. Akhirnya weekend ini kami tutup dengan hunting dan foto bersama di Desa
Rantih yang air terjunnya sangat menggiurkan. Alhamdulillah weekend hari ini
sangat spesial, bersyukur padamu Yaa Allah. Aku pun kembali ke rumah, begitu
pula dengan Kayla dan teman-teman kelas XI IPA 7 lainnya.
Sesampai di rumah aku membersihkan baju dan tempat nasi yang aku bawa tadi.
Tiba-tiba ada terselip sebuah kertas. Aku heran dan membacanya..
Maaf ya aku masukin kertas ini tanpa
sepengetahuan qe, Mid. Aku cuman mau bilang makasi atas motivasinya. Aku bisa
bangkit setelah jatuh itu sungguh luar biasa. Qe memang sahabat terbaikku yang
pernah ada.
Oh ya, ingat waktu kita pertama kali kenal ?
Sejenak aku berhenti dan menerawang ke masa lalu. Aku ingat ketika
pertamakali aku melihat Kayla. Waktu MOS. Yaa aku ingat saat itu Kayla lewat di
depan lokalku dengan atribut MOSnya. Tetapi pada saat itu kami tidak saling
kenal. Namanya Kayla saja aku tidak tahu.
Tetapi aku berharap suatu saat kami bersahabat. Harapan itu memang jadi nyata.
Aku sadar dari pandangan masa lalu dan segera melanjutkan membaca surat dari
Kayla.
Aku kenal qe saat aku minta tolong buat
gambar tugas keterampilan. Qe memang jago ngelukis. Qe memang sahabat. Saat
ini, aku serasa jadi kanvas.
Dimana qe adalah kuas pelukis dan warna-warna cat air yang terdiri dari
beragam warna. Warna-warna yang berbeda itu qe kasi di dalam kehidupanku
hingga aku merasakan suatu keindahan laksana kanvas yang indah dengan lukisan
warna-warniyang
pernah qe buat untuk tugas keterampilan aku dulu.
Qe memang sahabat yang
memberikan aku makna dari sebuah kebersamaan dalam suka dan duka. Sahabat yang
membawa aku tersenyum saat aku menyembunyikan kesedihan. Sahabat yang selalu
teriakkan kata SEMANGAT saat aku mulai jatuh hingga aku bisa bangkit lagi. Hamid
memang LUAR BIASA yang selalu ada saat aku menjadi insan
yang BIASA. Qe
(Hamid) adalah salah satu SEJARAH dalam kehidupanku yang ku kenang sepanjang
masa. Semangat terus
belajarnya ! Semoga kita sukses kelak. Amiin.
-Kayla-
Aku menyimpan surat kecil dari Kayla di album fotoku. Aku juga bersyukur
pernah mengenal teman sebaik dia. Dia juga motivasi dalam belajarku. Aku sadar
kalau semua kita berpotensi. Hanya saja rasa malas yang melanda hingga kita
hancur. Tetapi dengan semangat belajar dan dorongan dari sahabat mampu membuat
aku bersemangat. Sejak saat itu, aku dan Kayla semakin rajin dan bersemangat di
setiap detiknya. Hari demi hari selalu ceria dan tak kenal lelah untuk saling
berbagi ilmu. Semangat belajar kami berbuah manis saat aku mendapat rangking 3
dan Kayla menjadi juara umum di kelas XI SMA Negeri Duabelas. “Aku sangat
bersyukur padamu Yaa Allah. Engkau telah berikan aku kesempatan untuk
mengetahui bahwa namanya Kayla. Berikan aku kesempatan untuk satu lokal dengan
orang sebaik dia. bahkan engkau berikan aku kesempatan untuk bersahabat
dengannya meski harus menungu keinginan ini satu tahun enam bulan yang lalu.
Ya, semenjak aku melihat dia saat MOS di kelas X”ujarku dalam hati.
Analisis Cerpen
1. Tokoh
yang terdapat dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah Aku (Hamdi), Kayla, Bapak
Sagarim, Wendy dan Tori
.
2. Watak
dari cerpen “Namanya Kayla” adalah:
Tokoh
Aku (Hamdi) : perhatian,
motivator dan bersahabat.
Tokoh
Kayla : mudah
terpengaruh, lucu dan baik.
Tokoh
Bapak Sangarim : pemarah dan tegas.
Tokoh
Wendy : curang.
Tokoh
Tori :
curang.
3. Metode
penokohan yang digunakan dalam cerpen ”Namanya Kayla” adalah metode dramatik.
Dibuktikan dengan penggambaran melalui jalan pemikiran tokoh dan percakapan
antar tokoh. Contoh:
§ Tokoh
Aku (Hamdi) :
Perhatian “Tumben
? Biasanya qe selalu penuh persiapan. Ada masalah ya, Kay ? Cerita aja ke aku”,
tanyaku mencoba simpati pada Kayla.”
Motivator “Ini semua berkat doa, usaha dan juga berkat motivasi dari qe, Kay. Jangan
gitu ngomong nya Kay, mungkin ini supaya qe lebih semangat lagi. Aku ngeliat qe
sekarang berubah, qe lebih sering murung dan agak malas belajar. Semangat dong,
Kay ! Semangat kayak dulu lagi ! Kalau qe ada masalah, jangan larut dalam masalah
itu. Biasalah yang namanya orang hidup pasti ada masalah. Tapi kita harus
percaya setiap masalah itu ada jalan keluarnya toh hasilnya akan membawa kita
ke arah yang lebih baik lagi. Laa Tahzan selagi kita punya Allah. Ayo bangkit !
Jika dulu qe pernah menjadi bintang kelas, kenapa sekarang tidak ? Jangan
jadikan masalah di rumah sebagai penghambat qe dalam belajar. Fokus buat masa
depan, Kay ! Man Jadda Wa Jadda” ujarku.
Bersahabat “Aku kenal qe saat aku minta tolong buat gambar tugas keterampilan. Qe
memang jago ngelukis. Qe memang sahabat. Saat ini, aku serasa jadi kanvas. Dimana qe adalah kuas pelukis dan
warna-warna cat air yang terdiri dari beragam warna. Warna-warna yang berbeda
itu qe kasi di dalam kehidupanku hingga aku merasakan suatu keindahan laksana
kanvas yang indah dengan lukisan warna-warniyang pernah qe buat untuk tugas keterampilan aku dulu. Qe
memang sahabat yang
memberikan aku makna dari sebuah kebersamaan dalam suka dan duka. Sahabat yang
membawa aku tersenyum saat aku menyembunyikan kesedihan. Sahabat yang selalu
teriakkan kata SEMANGAT saat aku mulai jatuh hingga aku bisa bangkit lagi. Hamid
memang LUAR BIASA yang selalu ada saat aku menjadi insan
yang BIASA. Qe
(Hamid) adalah salah satu SEJARAH dalam kehidupanku yang ku kenang sepanjang
masa. Semangat terus
belajarnya ! Semoga kita sukses kelak. Amiin”, surat dari Kayla.
§ Tokoh
Kayla
Mudah
terpengaruh “Kay. Jangan gitu ngomong nya Kay, mungkin ini
supaya qe lebih semangat lagi. Aku ngeliat qe sekarang berubah, qe lebih sering
murung dan agak malas belajar.”
Lucu “Haha
aku mah kalau mau jalan-jalan sukanya ditungguin daripada menunggu. Aku mah
gitu orangnya”, ucap Kayla dengan gaya bahasa yang trend di
jejaring sosial dan kemudian ia tertawa.
Baik “. “Aku sangat bersyukur padamu Yaa Allah.
Engkau telah berikan aku kesempatan untuk mengetahui bahwa namanya Kayla.
Berikan aku kesempatan untuk satu lokal dengan orang sebaik dia. bahkan engkau
berikan aku kesempatan untuk bersahabat dengannya meski harus menungu keinginan
ini satu tahun enam bulan yang lalu. Ya, semenjak aku melihat dia saat MOS di
kelas X”ujarku dalam hati.
§ Tokoh
Bapak Sangarim
Pemarah “Hamid
! Perbaiki posisi dudukmu. Konsentrasi terhadap lembar jawabanmu!”, Pak
Sangarim menegurku.”
Tegas “Akhirnya dewa mereka sekarang memberi
kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat saat
ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim. Pastia aja
remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”,
gumamku dalam hati.
§ Tokoh
Wendy
Curang “Akhirnya
dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak
ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek
sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi
jujur”, gumamku dalam hati.
§ Tokoh
Tori
Curang “Akhirnya
dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak
ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek
sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi
jujur”, gumamku dalam hati.
4. Latar
yang digunakan dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah:
a) Latar
Waktu
Pagi Tepat pukul 09.00 wib kami berkumpul di SMA
Negeri Duabelas.
Hari
Libur Usai
penerimaan rapor UTS, siswa XI IPA 7 merencanakan pergi weekend
Sore Sudah tujuh jam kami berwisata di kota
Sawahlunto.
b) Latar
Tempat
Sekolah “Saatnya jam pelajaran pertama dimulai. It’s time to begin the first
lesson”, bel sekolah sudah berbunyi.
Kantin Aku dan Kayla pergi
menuju kantin. Seperti biasa kami membeli piscok alias pisang coklat,
empem-empek dan es podeng.
Rumah Sesampai di rumah aku
membersihkan baju dan tempat nasi yang aku bawa tadi. Tiba-tiba ada terselip
sebuah kertas.
c) Latar
Suasana
Sedih “Kay?”, sapaku. Kayla terkejut dan menghapus air matanya.
Bingung “Apa aku ada salah dengan Kayla ?”, aku bertanya-tanya dalam hati.
Senang Alhamdulillah weekend
hari ini sangat spesial, bersyukur padamu Yaa Allah.
5. Alur
yang digunakan adalah alur maju.
·
Tahap pengenalan masalah:
Dia hanya menggelengkan kepala sebagai
isyarat jawaban dari pertanyaanku. Aku pun jadi bingung. Biasanya aku selalu
memanfaatkan waktu sebelum bel bunyi untuk belajar bersama. Tapi hari ini
tidak. Ada yang aneh dengan Kayla.
·
Tahap pemuncakan masalah:
Arah jam dua belas ! Kebahagiaan aku sirna
seketika aku melihat sahabatku, Kayla menangis. Setelah aku telusuri, ternyata
nilai Kayla menurun. Dia mendapat rangking dua dan rangking satunya adalah
Lisa. Lisa memang pintar, tetapi nilai Kayla biasanya selalu di atas Lisa.
Mungkin kali ini roda berputar. Aku sudah menduga itu, karena Kayla akhir-akhir
ini selalu murung dan malas belajar.Aku menghampiri Kayla yang sedang menangis.
·
Tahap penyelesaian masalah:
“Makasi
Hamid, aku udah mulai lega. Aku janji bakalan semangat kayak dulu lagi. Aku
akan mengejar semua ketinggalan aku dulu. Aku bakalan bangkit dan tidak ambil
pusing dengan masalah aku. Maaf aku tidak bisa cerita banyak tentang masalah
aku.” Kayla mulai tampak ceria.
6. Nilai-nilai
yang terdapat dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah:
Nilai
Kehidupan : Dalam menjalani hidup kita membutuhkan bantuan orang lain. Sahabat
adalah orang yang paling dekat dengan kita. Untuk itu jangan kita pernah
menanyakan apa yang telah diberikan sahabat. Tetapi tanyalah, apa yang dapat
kita berikan untuk sahabat. Sesungguhnya manusia yang baik itu adalah orang
yang bermanfaat bagi orang lain. Menjadi terpenting itu baik, tetapi lebih
penting menjadi yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar