Sabtu, 12 April 2014

Cerpen Menarik Unik Terbaru 2014 dan Analisisnya


Karya         :Trisna Ayu Wandira
Kelas          :XI IPA 4
SMA Negeri 1 Sawahlunto
Namanya Kayla

“Saatnya jam pelajaran pertama dimulai. It’s time to begin the first lesson”, bel sekolah sudah berbunyi. Ini pertanda bahwa Ulangan III Kimia akan segera dimulai. Semua murid kelas XI IPA 7 di salah satu SMA Negeri Duabelas di Kota Sawahlunto panik. Betapa tidak, ulangan menjadi sesuatu momen persaingan nilai demi universitas yang akan mereka tempuh esok. Tidak heran jika ada di antara mereka yang sibuk membuat dewa-dewa kecil di sela-sela jari, di kertas dan di meja. Mereka seolah-olah menghalalkan segala cara demi mendapatkan nilai yang sempurna. Ada juga juga di antara mereka yang sibuk membahas soal meskipun dalam suasana panik dan ribut saat itu. Lain halnya dengan seseorang yang sedang duduk di sudut kelas dengan lolipop di tangannya. Ternyata kepanikan tidak tampak di raut wajah gadis yang paling cantik di lokal itu. Sebut saja namanya Kayla. Kayla adalah bintang kelas XI IPA 7. Ia juga sang juara umum SMA Negeri Duabelas semenjak kelas X. Dan aku juga bangga bisa berteman baik dengan dia meskipun kita baru kenal 6 bulan yang lalu. Tepatnya saat aku satu lokal dengan Kayla di kelas XI IPA 7.
“Kay, qe udah belajar Kimia tadi malem ?”, tanyaku dengan nada pelan. Kayla tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya menggelengkan kepala sebagai isyarat jawaban dari pertanyaanku. Aku pun jadi bingung. Biasanya aku selalu memanfaatkan waktu sebelum bel bunyi untuk belajar bersama. Tapi hari ini tidak. Ada yang aneh dengan Kayla. “Apa aku ada salah dengan Kayla ?”, aku bertanya-tanya dalam hati. Belum sempat aku mencari jawaban tentang apa yang terjadi dengan Kayla. Tiba-tiba Bapak Sangarim datang dengan jalannya yang tegap sambil membawa lembaran-lembaran soal. Jantungku semakin bergetar. Maklum, aku selalu gerogi setiap ulangan. Dalam waktu singkat aku memanggil Kayla dengan nada berbisik, “Kay, semoga kita sukses”. Kayla hanya membalas dengan senyuman.


Dua puluh menit sudah berjalan. Ada lima soal Kimia yang belum aku selesaikan dari lima belas soal yang diberikan. Aku mulai jenuh mengerjakan soal-soal yang rumit ini. Sejenak, aku menoleh ke sebelah kanan. Tampak bagiku Tori dan Wendy sedang mengeluarkan dewa-dewa kecil yang mereka persiapkan tadi pagi. Aku sedikit iri melihat mereka yang selalu sukses ulangan tanpa belajar karena mengandalkan dewa kecilnya itu. Berpindah ke arah jam sembilan, aku melihat Kayla yang tidak bersemangat dalam mengerjakan ulangan. Aku berusaha untuk bertanya kepadanya. Tapi, Bapak Sangarim tampaknya mencurigakan gerak-gerikku. Padahal, aku tidak ada niat untuk meminta jawaban dari Kayla. “Hamid ! Perbaiki posisi dudukmu. Konsentrasi terhadap lembar jawabanmu!”, Pak Sangarim menegurku. Aku kembali berkonsentrasi dengan lembar jawabanku.
Lima menit terakhir. Tiba-tiba Pak Sangarim menuju ke barisan kursiku. Aku menjadi gemetar. Padahal aku tidak berbuat salah. Sampai di depan kursiku, Pak Sangarim merobek dua lembar jawaban teman di sebelah kananku. Ternyata Wendy dan Tori yang ketahuan berbuat curang saat ujian. “Akhirnya dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”, gumamku dalam hati.
Perhatian semua, waktu kalian sudah habis, silahkan kumpul lembar jawaban dan soalnya ke depan. Dan kalian sudah boleh beristirahat”, Pak Sangarim mengakhiri jam pertama. Dan jam berikutnya adalah waktu istirahat. Mungkin ini kesempatanku bertanya pada Kayla.
“Gimana ulangan qe tadi, Kay ?”, tanyaku.
“Hmm, ndak tau juga aku do, aku aja ndak belajar tadi” jawab Kayla lesu.
“Tumben ? Biasanya qe selalu penuh persiapan. Ada masalah ya, Kay ? Cerita aja ke aku”, tanyaku mencoba simpati pada Kayla.
“Ga ada masalah sih, mungkin aku lagi badmood belajar.Ke kantin aja yuk !” Jawab Kayla mengalihkan pembicaraan.


Aku dan Kayla pergi menuju kantin. Seperti biasa kami membeli piscok alias pisang coklat, empem-empek dan es podeng. Makanan dan minuman itu cukup kenyang dan menggembirakan untuk kami santap. Selain harganya yang ekonomis rasanya pun juga enak. Biasanya kami makan ini sambil cerita-cerita pengalaman, cita-cita masa depan dan hal-hal yang lucu. Tetapi untuk hari ini suasana kaku dan membisu. Hanya desiran angin dan suara kerukan si mamang penjual podeng yang mewarnai suasana. Kayla tidak bercerita sedikitpun dan aku terpaksa diam. Aku berharap Kayla bisa cerita dan ceria serta bersemangat seperti dulu lagi. Aku tidak bisa memberi solusi jika Kayla hanya diam seperti ini. Diam memang memiliki banyak arti, tapi aku tetap berusaha menjadi sahabat Kayla. Mungkin seiring waktu Kayla akan bercerita.


            Waktu bergulir cepat, satu bulan lagi Ujian Semester. Dan hari ini penerimaan rapor UTS (Ujian Tengah Semester). Sebuah kabar gembira yang akan aku sampaikan ke Ibu dan Ayahku. Ya, nilaiku meningkat dari biasanya, aku memperoleh peringkat 5, sebelumnya aku tidak pernah masuk sepuluh besar, apalagi mendapat peringkat lima seperti saat ini. Sungguh berkat doa dan usahaku selama ini. Dan juga karena aku mampu mengubah pola belajarku semenjak aku....... semenjak aku berteman dengan Kayla. KAYLA sosok teman dan menjadi motivator dalam hidupku. Arah jam dua belas ! Kebahagiaan aku sirna seketika aku melihat sahabatku, Kayla menangis. Setelah aku telusuri, ternyata nilai Kayla menurun. Dia mendapat rangking dua dan rangking satunya adalah Lisa. Lisa memang pintar, tetapi nilai Kayla biasanya selalu di atas Lisa. Mungkin kali ini roda berputar. Aku sudah menduga itu, karena Kayla akhir-akhir ini selalu murung dan malas belajar.Aku menghampiri Kayla yang sedang menangis.
“Kay?”, sapaku. Kayla terkejut dan menghapus air matanya.
“Eh, Hamid. Selamat ya nilai qe meningkat. Sayangnya nilai aku sekarang...” Kayla mulai mengungkapkan separuh dari kesedihannya.
“Ini semua berkat doa, usaha dan juga berkat motivasi dari qe, Kay. Jangan gitu ngomong nya Kay, mungkin ini supaya qe lebih semangat lagi. Aku ngeliat qe sekarang berubah, qe lebih sering murung dan agak malas belajar. Semangat dong, Kay ! Semangat kayak dulu lagi ! Kalau qe ada masalah, jangan larut dalam masalah itu. Biasalah yang namanya orang hidup pasti ada masalah. Tapi kita harus percaya setiap masalah itu ada jalan keluarnya toh hasilnya akan membawa kita ke arah yang lebih baik lagi. Laa Tahzan selagi kita punya Allah. Ayo bangkit ! Jika dulu qe pernah menjadi bintang kelas, kenapa sekarang tidak ? Jangan jadikan masalah di rumah sebagai penghambat qe dalam belajar. Fokus buat masa depan, Kay ! Man Jadda Wa Jadda” ujarku.
“Makasi Hamid, aku udah mulai lega. Aku janji bakalan semangat kayak dulu lagi. Aku akan mengejar semua ketinggalan aku dulu. Aku bakalan bangkit dan tidak ambil pusing dengan masalah aku. Maaf aku tidak bisa cerita banyak tentang masalah aku.” Kayla mulai tampak ceria.
“Oh iya, gak apa kok. Mulai hari ini kita semangat. Semoga nilai kita sama-sama meningkat” , aku menjadi bersemangat melihat Kayla bisa tersenyum kembali.


Usai penerimaan rapor UTS, siswa XI IPA 7 merencanakan pergi weekend dengan rute mandi-mandi di Waterboom, nonton 4D, berkunjung ke Restore Kandi dan ditutup hunting ke Desa Rantih. Itu merupakan beberapa objek wisata menarik di Kota Sawahlunto. Tepat pada hari Minggu murid XI IPA 7 telah ready untuk hari weekendnya. Dengan gaya khas dan mode mereka masing-masing   mulai dari baju terbaik sampai dengan pernak-pernik yang mereka bawa. Termasuk aku. Aku mencari baju, sepatu dan celana yang paling keren supaya aku terlihat lebih cool. Hehe.
Tepat pukul 09.00 wib kami berkumpul di SMA Negeri Duabelas. Sepertinya Kayla tidak hadir. Bus sudah menanti dan lima menit lagi akan berangkat menuju Waterboom. Aku khawatir keadaan Kayla. “Apa Kayla terlambat, atau ada masalah lagi di rumah ?”, aku menduga-duga. Aku akan sedih jika weekend tanpa sahabatku.
“Hay, tak kira kalian udah berangkat”, Kayla datang tiba-tiba dari belakang dan menepuk pundakku.
“Yee, udah mau telat nih. Gara-gara nunggu qe tu”, jawabku sedikit sebel.
“Haha aku mah kalau mau jalan-jalan sukanya ditungguin daripada menunggu. Aku mah gitu orangnya”, ucap Kayla dengan gaya bahasa yang trend di jejaring sosial dan kemudian ia tertawa.
“Seneng liat qe ceria lagi “ jawabku senyum.


            Dalam perjalanan aku duduk bersama Kayla. Aku senang melihat Kayla yang tidak larut lagi dengan masalahnya. Perjalanan berkelok-kelok diapit dengan keliling bukit dan pohon-pohon yang rindang menyapa awal weekend kami yang semakin seru. Semoga weekend ini bisa menjadi hiburan buat kelas XI IPA 7 khususnya buat aku dan juga sahabatku, Kayla.
Detik terus bertukar menjadi menit. Sudah tujuh jam kami berwisata di kota Sawahlunto. Sungguh Kota yang luar biasa. Keindahan alam yang mempesona dengan kombinasi wisata zaman kuno, alam dan modern mampu menghibur dan memberikan kesegaran setelah 5 bulan yang lalu jenuh karena banyaknya ulangan tugas dan UTS. Mulai dari mandi-mandi di Waterboom, nonton 4 dimensi ”hunted me”, berkunjung ke kebun binatang dan wahana air di Kandi. Akhirnya weekend ini kami tutup dengan hunting dan foto bersama di Desa Rantih yang air terjunnya sangat menggiurkan. Alhamdulillah weekend hari ini sangat spesial, bersyukur padamu Yaa Allah. Aku pun kembali ke rumah, begitu pula dengan Kayla dan teman-teman kelas XI IPA 7 lainnya.


Sesampai di rumah aku membersihkan baju dan tempat nasi yang aku bawa tadi. Tiba-tiba ada terselip sebuah kertas. Aku heran dan membacanya..
Maaf ya aku masukin kertas ini tanpa sepengetahuan qe, Mid. Aku cuman mau bilang makasi atas motivasinya. Aku bisa bangkit setelah jatuh itu sungguh luar biasa. Qe memang sahabat terbaikku yang pernah ada.
Oh ya, ingat waktu kita pertama kali kenal ?
Sejenak aku berhenti dan menerawang ke masa lalu. Aku ingat ketika pertamakali aku melihat Kayla. Waktu MOS. Yaa aku ingat saat itu Kayla lewat di depan lokalku dengan atribut MOSnya. Tetapi pada saat itu kami tidak saling kenal. Namanya Kayla saja aku tidak tahu. Tetapi aku berharap suatu saat kami bersahabat. Harapan itu memang jadi nyata. Aku sadar dari pandangan masa lalu dan segera melanjutkan membaca surat dari Kayla.
Aku kenal qe saat aku minta tolong buat gambar tugas keterampilan. Qe memang jago ngelukis. Qe memang sahabat. Saat ini, aku serasa jadi kanvas. Dimana qe adalah kuas pelukis dan warna-warna cat air yang terdiri dari beragam warna. Warna-warna yang berbeda itu qe kasi di dalam kehidupanku hingga aku merasakan suatu keindahan laksana kanvas yang indah dengan lukisan warna-warniyang pernah qe buat untuk tugas keterampilan aku dulu. Qe memang sahabat yang memberikan aku makna dari sebuah kebersamaan dalam suka dan duka. Sahabat yang membawa aku tersenyum saat aku menyembunyikan kesedihan. Sahabat yang selalu teriakkan kata SEMANGAT saat aku mulai jatuh hingga aku bisa bangkit lagi. Hamid memang LUAR BIASA yang selalu ada saat aku menjadi insan yang BIASA. Qe (Hamid) adalah salah satu SEJARAH dalam kehidupanku  yang ku kenang sepanjang masa. Semangat terus belajarnya ! Semoga kita sukses kelak. Amiin.
                                                                                                                        -Kayla-


Aku menyimpan surat kecil dari Kayla di album fotoku. Aku juga bersyukur pernah mengenal teman sebaik dia. Dia juga motivasi dalam belajarku. Aku sadar kalau semua kita berpotensi. Hanya saja rasa malas yang melanda hingga kita hancur. Tetapi dengan semangat belajar dan dorongan dari sahabat mampu membuat aku bersemangat. Sejak saat itu, aku dan Kayla semakin rajin dan bersemangat di setiap detiknya. Hari demi hari selalu ceria dan tak kenal lelah untuk saling berbagi ilmu. Semangat belajar kami berbuah manis saat aku mendapat rangking 3 dan Kayla menjadi juara umum di kelas XI SMA Negeri Duabelas. “Aku sangat bersyukur padamu Yaa Allah. Engkau telah berikan aku kesempatan untuk mengetahui bahwa namanya Kayla. Berikan aku kesempatan untuk satu lokal dengan orang sebaik dia. bahkan engkau berikan aku kesempatan untuk bersahabat dengannya meski harus menungu keinginan ini satu tahun enam bulan yang lalu. Ya, semenjak aku melihat dia saat MOS di kelas X”ujarku dalam hati.












Analisis Cerpen

1.    Tokoh yang terdapat dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah Aku (Hamdi), Kayla, Bapak Sagarim, Wendy dan Tori
.
2.    Watak dari cerpen “Namanya Kayla” adalah:
*   Tokoh Aku (Hamdi)               : perhatian, motivator dan bersahabat.
*   Tokoh Kayla                           : mudah terpengaruh, lucu dan baik.
*   Tokoh Bapak Sangarim       : pemarah dan tegas.
*   Tokoh Wendy                        : curang.
*   Tokoh Tori                              : curang.

3.    Metode penokohan yang digunakan dalam cerpen ”Namanya Kayla” adalah metode dramatik. Dibuktikan dengan penggambaran melalui jalan pemikiran tokoh dan percakapan antar tokoh. Contoh:
§      Tokoh Aku (Hamdi) :
Perhatian      “Tumben ? Biasanya qe selalu penuh persiapan. Ada masalah ya, Kay ? Cerita aja ke aku”, tanyaku mencoba simpati pada Kayla.”
Motivator      “Ini semua berkat doa, usaha dan juga berkat motivasi dari qe, Kay. Jangan gitu ngomong nya Kay, mungkin ini supaya qe lebih semangat lagi. Aku ngeliat qe sekarang berubah, qe lebih sering murung dan agak malas belajar. Semangat dong, Kay ! Semangat kayak dulu lagi ! Kalau qe ada masalah, jangan larut dalam masalah itu. Biasalah yang namanya orang hidup pasti ada masalah. Tapi kita harus percaya setiap masalah itu ada jalan keluarnya toh hasilnya akan membawa kita ke arah yang lebih baik lagi. Laa Tahzan selagi kita punya Allah. Ayo bangkit ! Jika dulu qe pernah menjadi bintang kelas, kenapa sekarang tidak ? Jangan jadikan masalah di rumah sebagai penghambat qe dalam belajar. Fokus buat masa depan, Kay ! Man Jadda Wa Jadda” ujarku.
Bersahabat  Aku kenal qe saat aku minta tolong buat gambar tugas keterampilan. Qe memang jago ngelukis. Qe memang sahabat. Saat ini, aku serasa jadi kanvas. Dimana qe adalah kuas pelukis dan warna-warna cat air yang terdiri dari beragam warna. Warna-warna yang berbeda itu qe kasi di dalam kehidupanku hingga aku merasakan suatu keindahan laksana kanvas yang indah dengan lukisan warna-warniyang pernah qe buat untuk tugas keterampilan aku dulu. Qe memang sahabat yang memberikan aku makna dari sebuah kebersamaan dalam suka dan duka. Sahabat yang membawa aku tersenyum saat aku menyembunyikan kesedihan. Sahabat yang selalu teriakkan kata SEMANGAT saat aku mulai jatuh hingga aku bisa bangkit lagi. Hamid memang LUAR BIASA yang selalu ada saat aku menjadi insan yang BIASA. Qe (Hamid) adalah salah satu SEJARAH dalam kehidupanku  yang ku kenang sepanjang masa. Semangat terus belajarnya ! Semoga kita sukses kelak. Amiin”, surat dari Kayla.

§      Tokoh Kayla
Mudah terpengaruh           Kay. Jangan gitu ngomong nya Kay, mungkin ini supaya qe lebih semangat lagi. Aku ngeliat qe sekarang berubah, qe lebih sering murung dan agak malas belajar.”
Lucu  “Haha aku mah kalau mau jalan-jalan sukanya ditungguin daripada menunggu. Aku mah gitu orangnya”, ucap Kayla dengan gaya bahasa yang trend di jejaring sosial dan kemudian ia tertawa.
Baik    . “Aku sangat bersyukur padamu Yaa Allah. Engkau telah berikan aku kesempatan untuk mengetahui bahwa namanya Kayla. Berikan aku kesempatan untuk satu lokal dengan orang sebaik dia. bahkan engkau berikan aku kesempatan untuk bersahabat dengannya meski harus menungu keinginan ini satu tahun enam bulan yang lalu. Ya, semenjak aku melihat dia saat MOS di kelas X”ujarku dalam hati.

§      Tokoh Bapak Sangarim
Pemarah       Hamid ! Perbaiki posisi dudukmu. Konsentrasi terhadap lembar jawabanmu!”, Pak Sangarim menegurku.”
Tegas                        “Akhirnya dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”, gumamku dalam hati.

§      Tokoh Wendy
Curang          “Akhirnya dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”, gumamku dalam hati.

§      Tokoh Tori
Curang          “Akhirnya dewa mereka sekarang memberi kerugian untuk peringatan bagi mereka. Emang enak ketahuan liat jimat saat ujian ? Susahkan kalau lembar jawaban udah dirobek sama Pak Sagarim. Pastia aja remedial. Bersyukur aku mah nilai pas-pasan tapi jujur”, gumamku dalam hati.

4.    Latar yang digunakan dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah:
a)    Latar Waktu
Pagi    Tepat pukul 09.00 wib kami berkumpul di SMA Negeri Duabelas.
Hari Libur     Usai penerimaan rapor UTS, siswa XI IPA 7 merencanakan pergi weekend
Sore   Sudah tujuh jam kami berwisata di kota Sawahlunto.
b)    Latar Tempat
Sekolah         “Saatnya jam pelajaran pertama dimulai. It’s time to begin the first lesson”, bel sekolah sudah berbunyi.
Kantin            Aku dan Kayla pergi menuju kantin. Seperti biasa kami membeli piscok alias pisang coklat, empem-empek dan es podeng.
Rumah          Sesampai di rumah aku membersihkan baju dan tempat nasi yang aku bawa tadi. Tiba-tiba ada terselip sebuah kertas.
c)    Latar Suasana
Sedih             “Kay?”, sapaku. Kayla terkejut dan menghapus air matanya.
Bingung        “Apa aku ada salah dengan Kayla ?”, aku bertanya-tanya dalam hati.
Senang         Alhamdulillah weekend hari ini sangat spesial, bersyukur padamu Yaa Allah.

5.    Alur yang digunakan adalah alur maju.
·        Tahap pengenalan masalah:
Dia hanya menggelengkan kepala sebagai isyarat jawaban dari pertanyaanku. Aku pun jadi bingung. Biasanya aku selalu memanfaatkan waktu sebelum bel bunyi untuk belajar bersama. Tapi hari ini tidak. Ada yang aneh dengan Kayla.
·        Tahap pemuncakan masalah:
Arah jam dua belas ! Kebahagiaan aku sirna seketika aku melihat sahabatku, Kayla menangis. Setelah aku telusuri, ternyata nilai Kayla menurun. Dia mendapat rangking dua dan rangking satunya adalah Lisa. Lisa memang pintar, tetapi nilai Kayla biasanya selalu di atas Lisa. Mungkin kali ini roda berputar. Aku sudah menduga itu, karena Kayla akhir-akhir ini selalu murung dan malas belajar.Aku menghampiri Kayla yang sedang menangis.
·        Tahap penyelesaian masalah:
“Makasi Hamid, aku udah mulai lega. Aku janji bakalan semangat kayak dulu lagi. Aku akan mengejar semua ketinggalan aku dulu. Aku bakalan bangkit dan tidak ambil pusing dengan masalah aku. Maaf aku tidak bisa cerita banyak tentang masalah aku.” Kayla mulai tampak ceria.

6.    Nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen “Namanya Kayla” adalah:
Nilai Kehidupan : Dalam menjalani hidup kita membutuhkan bantuan orang lain. Sahabat adalah orang yang paling dekat dengan kita. Untuk itu jangan kita pernah menanyakan apa yang telah diberikan sahabat. Tetapi tanyalah, apa yang dapat kita berikan untuk sahabat. Sesungguhnya manusia yang baik itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Menjadi terpenting itu baik, tetapi lebih penting menjadi yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar